Sunday, December 18, 2011

Read the signs!

Kembali, ini cerita di Singapore. Tapi ini cukup mengesankan buat saya. Singapore, negara Asia Tenggara ber-etnis dasar Melayu tapi sudah sangat European. Well, dalam banyak hal saya akui mereka lebih bagus dibanding negara kita, Indonesia.

As i wrote before, Singapore punya sistem transportasi yang sangat bagus, terutama MRT nya. Jalur MRT-nya dibangun di bawah tanah yang berlapis-lapis. Hal yang sangat simple, tapi  hingga saat ini, Indonesia belum bisa menyainginya adalah masalah kebersihan. Sepengamatan saya, tidak pernah ada petugas kebersihan yang lalu-lalang mungutin sampah, baik di MRT nya maupun di Stasion nya. Kebayang kalau di Indonesia ada MRT juga. Yaks! Pasti bakal jorok.

Di stasion dan di MRT nya ada peringatan, Smoking, Penalty S$ 1000. Makan dan Minum Penalty S$ 500. Oktober 2011, ketika saya datang dengan kakak saya, dengan sepengetuhuan saya, kakak makan Roti di stasion MRT. Cuma Roti, gak bakal nyampah sebenarnya. Tapi yang namanya melanggar peraturan pasti akan diproses. Salah seorang dari petugas stasion menangkapi kakak saya yang makan roti, akhirnya kita di penalty yang harusnya dibanyar sebanyak S $500.  Tapi prosesnya cukup lama. Si petugas memberi saya nomor kontak yang harus dihubungi, biasanya untuk warga negara lain, aturannya bisa sedikit di nego, tergantung bagaimana kita ngomongnya. 

Saya disuruh menghubungi Land Transport Authority (LTA), menanyakan apa prosedur yang harus saya dan kakak saya jalani. Karena kakak saya tidak begitu lancar berbahasa Inggris, jadi semuanya saya yang urus. Pertama saya hubungi, diterima oleh Operator dengan logat Inggris Melayu, masih bisa dimengerti, dia minta saya untuk menelpon kembali, karena saya tidak punya nomor yang bisa mereka hubungi, sembari dia biacarakan dengan orang kantor. 

Dua jam kemudian, saya telpon balik dan diterima oleh operator yang berbeda. Kali ini cewek dengan logat Inggris mandarin. Well jujur saya sedikit bermasalah dalam memahami inggris berlogat mandarin ini. Pelik dengan pemahaman bahasa, akhirnya saya disuruh datang langsung ke kantor LTA.

Masalah selanjutnya, di mana LTA? Bagaimana ke sana? Clue yang sempat saya tanya cuma MRT terdekat, stasion Ang Mo Kio, kebetulan gak terlalu jauh dari Orchard. Tapi LTA masih jauh dari Ang Mo Kio, LTA itu di jalan Sin Ming Drive, tapi tidak ada jalur MRT yang menuju ke sana. Setelah bertanya sana-sini ternyata ke Sin Ming Drive harus nyambung naik SMRT bus. Turun di Halte terdekat, ternyata juga harus jalan kaki lagi sekitar 1 km.

Sampai di Kantor LTA, ternyata urusannya sangat sebentar, dan tidak bayar apa-apa. Kebanyakan surat penalty yang dikasih akan diproses 2-3 minggu setelah kejadian, dan surat tagihan biasanya dikirim langsung ke alamat rumah. Bagi pendatang, ada baiknya tidak memberi alama saudara atau family yang tinggal di Singapore kalau ada, karena surat akan dikirim ke rumah itu. Dan kalau pembaca mengalami kasus yang sama, mungkin tidak usah diproses juga, karena seperti saya ini, cuma buang-buang waktu liburan jadinya. Positifnya bisa lebih mengetahui kawasan Singapore, saya juga baru tau kalau Sin Ming Drive itu kawasan pusat bengkel dan built up Mobil. Well, semua ada hikmahnya.

Sekian, Happy Holiday!

No comments:

Post a Comment