Sunday, December 25, 2011

Review Travelling 2011

Di sela-sela skripsi yang bikin bosan, pengen inget-inget ah masa-masa liburan 2011. Mumpung akhir tahun dan biasanya sih banyak yang mencoba flashback tentang pencapaian dan kegagalan sepanjang tahun, tapi gw ga mau ikut-ikutan dari pada gw terbawa melow dan galau. Langsung aja lah coy.

1.  Gunung Geulis, Jatinangor tahun baru 2011.
Eh, ini termasuk travelling ga yah? iya-in aja yah. Kenapa namanya Gunung Geulis? gw juga kurang tau, denger-denger cerita karena di atasnya ada kuburan Putri Geulis yang meninggal karena diperkosa dan dibunuh. Memang sih di atasnya ada kuburan, tapi gw tidak meneliti itu naik ke sana. Buat anak-anak yang kost di Jatinangor, sekali semasa kuliah lu harus naik geulis. Pemandangannya keren kok. Apalagi kalau malam tahun baru, kita bisa liat semua kawasan Bandung dari ketinggian. Liat kembang api. Suer gw ga boong. Dari pengalaman gw tahun baru di sana, kesimpulan gw, orang-orang tajir di Bandung itu banyak tinggal di Bandung Utara. Karena gw liat kembang api nya paling meriah, paling wow, paling gede, ya dari bandung utara. Hipotesis bego sih, tapi coba aja klo lo pade ga percaya.

2. Pulau Tidung, Januari 2011

Gw ke tidung minggu pertama Januari, setelah beres libur tahun baru. Sepi kayak kandang sapi. Emang paling enak liburan itu bukan pas musim libur. Pulau berasa milik sendiri, dan semua biaya akomodasi, makan dan snorkling jauh lebih murah dibanding musim libur. Yah sesuai dengan prinsip ekonomi, high demands,high prices. Pengalaman uniknya, ternyata P. Tidung tu horror coy. Terutama deket jembatan cinta. Kalau belom pernah denger, Jembatan cinta itu menghubungkan antara P. Tidung Besar dan P. Tidung Kecil, panjang nya mungkin sekitar 500 m. Awalnya gw ama temen-temen mau bikin tenda di dekat jembatan. Jadi liburan camping gitu ceritanya, tapi salah satu warga melarang karena tempat itu spooky, Abra Kadabra akhirnya kita bikin tenda di Dermaga. Udah ditawarin sih penginapan murah. Rp. 200rb, bagi 4 jadi Rp. 50rb. Karena gw berempat ama teman gw. Tapi dasar emang gembel, harga segitu masih kurang realistis buat kita. Jadinya tetap pada rencana awal pakai tenda. Sialnya tenda cuma cukup untuk dua orang. Pas buat dua orang teman gw yang cewek dan gw dengan teman cowok gw tidur tanpa tenda. Sialnya lagi, malam turun ujan, gimana coba tidur tengah malam kena ujan? Seru-seru aja sih.

3. Karimun Jawa, April 2011

ni rencana agak lama tertunda sebenarnya, masalahnya sih personilnya selalu kurang. Malas kalau mau jalan ke pulau kayak gini, kita harus itung-itung keuangan, makin sedikit personil makin mahal. Minimal 10 orang lah biar budget nya masuk akal buat mahasiswa. Trus juga, kalau mau Irit, jangan pernah pake travel, paket tour, atau segala macam nya, ga bakal ada yang murah kalau sudah sama mereka. Kalau berangkat tanpa tour, hati-hati juga, di dermaganya banyak calo, nanti pasti mahal lagi kalau udah kena calo. Bahaya buat keuangan kita. Cerita karimun jawa, ini paling asik sih buat snorkling, terutama untuk wilayah jawa. Akses ke sana juga gampang, tinggal naik bus ke Jepara, nyambung ferry, nyampe deh. Perjalanan Ferry nya 6 jam sih, bikin mati kutu juga. So, kalau mau naik ferry siap-siap bawa banyak mainan biar bisa killing time. Pilihan lain bisa naik kapal cepat, tapi harganya juga lebih cepat ngosongin dompet. Buat snorkling, saya paling suka di P. Gosong Kecil. Rata-rata sih bagus, tapi ini paling bagus. Jangan sampe ga ke Gosong Kecil kalau ke karimun, rugi coy.

4. Bandung Barat, Juni 2011
Sorry ga ada foto ni, lupa minta ama temen gw. Tapi gw juga bingung deh ini masuk travelling atau ga. Bodo amat. Jadi ceritanya gw keliling Bandung Barat naik vespa ama temen gw. Dari Jatinangor - Kopo - Soreang - Ciwidey - Situ Patenggang - (balik)- Banjaran - Bale Endah - Majalaya - Rancaekek - Jatinangor (hipotesa). Tadinya mau lanjut ke Garut cuma kata informan yang kita tanya dari situ patenggang ke garut itu sekitar 6 jam lagi. Iya kali mati di jalan ntar. Udah vespa itu pecah ban pas di soreang, jalan mau ke ciwidey, nognkrong dah di bengkel 3 jam. Pas balik di tempat yang sama vespanya rusak, akhirnya bongkar mesin setengah. Masalahnya lagi kita sama-sama ga ada duit, sisa cuma Rp. 10rb, untung si aa nya baik, turun mesin setengah kita cuma kasih Rp. 10 rb, Laknat sekali.

5. Sawarna, September 2011

Pantai yang paling bagus yang pernah gw kunjungi. Masih bersih coy. Berbatu, bertanjung, berkarang, dan berpasir putih. Keren lah pokoknya. Di sana banyak bule, surfing, emang ombaknya bagus juga buat surfing. Tapi tempatnya itu loh coy, jauh. kalau dari bandung sekitar 9-11 jam lah. Tergantung rute dan keadaan di jalan. Kalau mau liat pantainya gimana, coba cek deh video klipnya smash ‘ada cinta’ itu setting nya di pantai sawarna.

6. Singapore, Oktober 2011

Tahun 2010 gw udah pernah juga ke Singapore, jadi sebenarnya ga tertarik lagi, karena memang gw ga terlalu suka wisata kapitalis. Singapore kan tempat shopping dan wahana permainan yang ada semuanya mahal-mahal. Gw ke Singapore nemenin kakak gw, yah lumayan sih di banyarin. Tapi serunya, ini jadi pengalaman backpacker ke luar negeri gw yang pertama. Asik juga sih, nginap di dorm hostel, dapat teman baru dari beragai negara, tambah ilmu dan pengalaman. Lebih asik lagi gw jalan kaki keliling sperempat dari wilayah singapore, kalau ga lebay sih gw bilang seperempat. Gw jalan kaki dari raffles, marina bay, mutar ke merlion, terus ke china town, naik ke utara arah clark quay, terus jalan ke orchard sampai lucky plaza trus balik ke hostel di little India, coba cek aja di map nya itu brapa km. Oia kalau mau ke Pulau sentosa sekarang sudah ada broadwalk nya dari vivo city, ada travellator juga, masuk p. sentosa cuma S$ 1 kok, bisa lebih irit.

7. Jogja, November 2011

Pas lebaran haji ini, tapi jogja lagi musim hujan, jadi cuma sempat main ke candi Prambanan, ga sempat ke pantai-patainya. Apalagi Borobudur. Semoga bisa balik lagi ke Jogja dan lebih menikmatinya.

Sekian.
Happy Holiday!

Sunday, December 18, 2011

Read the signs!

Kembali, ini cerita di Singapore. Tapi ini cukup mengesankan buat saya. Singapore, negara Asia Tenggara ber-etnis dasar Melayu tapi sudah sangat European. Well, dalam banyak hal saya akui mereka lebih bagus dibanding negara kita, Indonesia.

As i wrote before, Singapore punya sistem transportasi yang sangat bagus, terutama MRT nya. Jalur MRT-nya dibangun di bawah tanah yang berlapis-lapis. Hal yang sangat simple, tapi  hingga saat ini, Indonesia belum bisa menyainginya adalah masalah kebersihan. Sepengamatan saya, tidak pernah ada petugas kebersihan yang lalu-lalang mungutin sampah, baik di MRT nya maupun di Stasion nya. Kebayang kalau di Indonesia ada MRT juga. Yaks! Pasti bakal jorok.

Di stasion dan di MRT nya ada peringatan, Smoking, Penalty S$ 1000. Makan dan Minum Penalty S$ 500. Oktober 2011, ketika saya datang dengan kakak saya, dengan sepengetuhuan saya, kakak makan Roti di stasion MRT. Cuma Roti, gak bakal nyampah sebenarnya. Tapi yang namanya melanggar peraturan pasti akan diproses. Salah seorang dari petugas stasion menangkapi kakak saya yang makan roti, akhirnya kita di penalty yang harusnya dibanyar sebanyak S $500.  Tapi prosesnya cukup lama. Si petugas memberi saya nomor kontak yang harus dihubungi, biasanya untuk warga negara lain, aturannya bisa sedikit di nego, tergantung bagaimana kita ngomongnya. 

Saya disuruh menghubungi Land Transport Authority (LTA), menanyakan apa prosedur yang harus saya dan kakak saya jalani. Karena kakak saya tidak begitu lancar berbahasa Inggris, jadi semuanya saya yang urus. Pertama saya hubungi, diterima oleh Operator dengan logat Inggris Melayu, masih bisa dimengerti, dia minta saya untuk menelpon kembali, karena saya tidak punya nomor yang bisa mereka hubungi, sembari dia biacarakan dengan orang kantor. 

Dua jam kemudian, saya telpon balik dan diterima oleh operator yang berbeda. Kali ini cewek dengan logat Inggris mandarin. Well jujur saya sedikit bermasalah dalam memahami inggris berlogat mandarin ini. Pelik dengan pemahaman bahasa, akhirnya saya disuruh datang langsung ke kantor LTA.

Masalah selanjutnya, di mana LTA? Bagaimana ke sana? Clue yang sempat saya tanya cuma MRT terdekat, stasion Ang Mo Kio, kebetulan gak terlalu jauh dari Orchard. Tapi LTA masih jauh dari Ang Mo Kio, LTA itu di jalan Sin Ming Drive, tapi tidak ada jalur MRT yang menuju ke sana. Setelah bertanya sana-sini ternyata ke Sin Ming Drive harus nyambung naik SMRT bus. Turun di Halte terdekat, ternyata juga harus jalan kaki lagi sekitar 1 km.

Sampai di Kantor LTA, ternyata urusannya sangat sebentar, dan tidak bayar apa-apa. Kebanyakan surat penalty yang dikasih akan diproses 2-3 minggu setelah kejadian, dan surat tagihan biasanya dikirim langsung ke alamat rumah. Bagi pendatang, ada baiknya tidak memberi alama saudara atau family yang tinggal di Singapore kalau ada, karena surat akan dikirim ke rumah itu. Dan kalau pembaca mengalami kasus yang sama, mungkin tidak usah diproses juga, karena seperti saya ini, cuma buang-buang waktu liburan jadinya. Positifnya bisa lebih mengetahui kawasan Singapore, saya juga baru tau kalau Sin Ming Drive itu kawasan pusat bengkel dan built up Mobil. Well, semua ada hikmahnya.

Sekian, Happy Holiday!