Thursday, August 12, 2010

Untitled

Ini cuma secuil kenangan di masa abu-abu, tentang cerita konyol sewaktu menjalankan program Exchange Students di United States of America. Tentang hayalan masa depan yang sangat menggelitik. Yaah, lucu buat saya, karena emang saya yang mengalaminya. Dan bagi saya ini juga bagian dari motivasi.

Sekitar tahun 2005, saya dengan salah seorang teman sesama exchange student  yang sering chating-an ,yaa sama juga sih dengan gaya pertemanan saat ini, sering bercerita tentang mimpi, keinginan kita di masa depan yang mungkin hanya seperti dongeng-dongeng yang tak akan pernah berubah jadi nyata. Walaupun dengan teman yang bersangkutan tidak lagi terlalu sering komunikasi,setidaknya kita selalu ada ketika saling membutuhkan, bukan kah itu salah satu arti persahabatn? sebut saja dia Ms. X.

Selama tinggal di Amerika, ternyata kita melihat suatu kebisaan yang sama dari masyarakat setempat, terutama pada kalangan remajanya walaupun kita tidak berada pada state yang sama. Saya di Kansas, sedangkan dia di state bagian selatan (sangaja tidak disebutkan statenya). Kebiasaan itu adalah, makan perment karet, ga terlalu mengerti juga saya apa manfaatnya, tapi hampir sepanjang hari para remaja di sana mengonsumsi permen karet, apalagi siswa-siswi tersebut seorang atlet di sekolahnya.

Chatnya kira-kira begini:
Saya : eh, kamu liat ga, remaja-remaja Amerika itu suka makan permen karet
Ms.x : iya, mereka kayak kecanduan gitu ama permen karet
Saya :  coba yaah, klo kita bikin permen karet yang salah satu bahannya dikasih ganja, kan mereka teler tuh, lama-lama jadi kecanduan ama permen karet kita, kaya deh kita...
Ms.x : iya yah, kan di Aceh banyak ganja tuh, tinggal diproduksi aja di sana, murah...di export deh ke US, tapi klo kita di cariin ama FBI gimana??
Saya: gampang, tinggal ngumpet di basement, kan susah tu mereka nyariin kita
Ms. x : ooo, bener juga yah...tapi klo kita ketangkep, gimana?
Saya : oo gampang, aku tinggal bilang aja klo kamu boss nya, kan aku jadi bebas, kamu yang ditangkep
Ms.x: gubraaaakk!!, enak di kamu dong kalau begitu..
Saya : (nyengirrr)

Beberapa bulan yang lewat, saya dan Ms. X kembali berkomunikasi, yaah..akhirnya dia menanyakan juga, "Gimana rencana ekspor permen karet kita?", Walaupun tidak akan pernah terwujud, sebenar itu juga cita-cita yang kreatif, betul tidak? Yaa, mimpi yang sebenernya memacu kami untuk menggapai cita-cita kembali ke negeri paman sam. Tapi semua telah berubah, dan mimpi itu juga sangat kecil kemungkinan akan jadi nyata. Wallahu'alam bissawab.

Bermimpilah di setiap hembusan nafasmu kawan!! 
(alex, 2010)


Wednesday, August 11, 2010

Ga usah punya cita-cita, klo ga mw usaha

Sedikit Flahsback ke masa kecil, ketika kecil orang tua, guru, dan orang-orang terdekat sering menanyakan pada kita, "Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa nak?", dengan semangat dan penuh keyakinan kita menjawab, "Aku mw jadi dokter / Aku mw jadi Pilot / Aku mw jadi Polisi / Aku mw jadi Presiden?" dan lain sebagainya, yang tidak kita sadari kalau ide tersebut berasal dari guru-guru kita di Sekolah Dasar. Walaupun tidak bersifat negatif, tapi juga tidak memberikan pengaruh psikologi positive yang cukup signifikan.

Ketika beranjak remaja, tanpa kita sadari, kita telah berada dalam konstruksi sosial yang cukup berbeda. Yaa, dengan segala bentuk gaya dan popularitas. Kondisi psikologi pada usia remaja kita cendrung mudah terpengaruhi oleh hal-hal yang ada di media. Hasilnya, ketika kita ditanya teman-teman, "Cita-cita lu mw jadi apa?", jawabannya pun akhirnya berubah dari apa yang kita jawab sewaktu ditanya ketika masih duduk di sekolah dasar. Kita menjawab, "Gw pengen jadi anak band / Gw pengen jadi pemain bola / Gw pengen seperti David Beckham / Gw pengen jadi artist, dan lain sebagainya. Yaa, cita-cita masa kecil kita akhirnya tinggal kenangan bukan? Sungguh kasian para orang tua kita, guru, dan orang-orang terdekat yang dengan sukses kita bohongin dengan cita-cita masa kecil kita yang ternyata mendadak berubah ketika kita remaja. 

Dalam usia dewasa, atau masa kuliah,  dengan sedikit kematangan pemikiran, cita-cita masa kecil dan remaja juga terkikis dengan status quo yang ada. Orang tua kembali memberi pertanyaan yang sangat mulia itu dengan penuh harapan dan untaian Do'a. "Mw jadi apa kw nak?", dengan polos kita menjawab, "Ga tw mak, bingung, kuliah juga belom selesai-selesai, nyari kerja susah, para sarjana juga banyak yang jadi pengangguran". Well..well..well, kondisi berubah menjadi semakin buruk.  Dari Dokter / Presiden / Artist / Pemain Bola, sekarang berubah menjadi NIHIL. Durhaka sekali kita sama orang tua, menghancurkan setiap tetes harapan dan doa yang diberikan kepada kita. Aaahh...ternyata kita tidak bisa menjadi anak yang sesuai dengan harapan orang tua, guru, bahkan diri kita sendiri. Haruskah disalahkan ibu yang mengandung? eeuummm... tentu tidak yah? 

Hidup adalah perjuangan, perjuangan untuk kita kembali bernafas dipagi hari ketika mata kembali terbuka.  Perjuangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan perut, kebutuhan rohani, hingga materi. Perjuangan menempuh detik-detik yang berjalan untuk membangun cita-cita kita yang suatu saat nanti insyaAllah akan menjadi kenyataan. Dan perjuangan itu tidak pernah mudah, berliku dan berbukit seperti jalan ke rumah saya (heh). Perjuangan merupakan mesin dari cita-cita kita.

Bagi saya, cita-cita sepertinya hanya hayalan yang menjadi motivasi, cita-cita bukan tujuan utama,  tapi tujuan utama saya adalah kesuksesan menjalankan takdir. Yaa, banyak orang yang ga bisa mencapai cita-cita lalu kemudian putus asa. Kita telah punya garis hidup masing-masing, hanya tergantung usaha dan doa kita untuk menentukan akan kan jalan itu tetap licin dan lurus, atau harus berbelok, berbukit dan berlobang.

Hidup ini berputar, seperti bumi yang berotasi dan berevolusi.
Ikhtiar, Do'a dan Ikhlas adalah kunci sukses utama, Tawakkal 'alallah, biar kan Allah yang menentukan masa depan terindah buat kita. 

Saturday, August 7, 2010

Kangen Rumah sendiri!!

Sedikit bercerita tentang hidup. Ga tau kenapa skarang kepikiran buat nulis tentang kehidupan pribadi. Lagi melow kayaknya.lol.

Terlahir dari keluarga yang Alhamdulillah penuh kesederhanaan di sebuah desa di bagian selatan Sumatera Barat, sekitar 23 tahun silam. Sudah tua ato masih mudah?? itu subjektif lah yah...Dalam 23 tahun menapak di bumi ini, sepertinya sudah sangat banyak pelajaran hidup yang saya dapat, walaupun sebenarnya masih sangat minim pengalaman dibanding temen-temen yang mungkin lebih muda dari pada saya. Pastilah kita tidak pernah memiliki jalan hidup yang sama. Setiap orang memiliki skenario dan romansa-romansa tersendiri. Semua tergantung ikhtiar dan takdir.

Tamat sekolah dasar tahun 1999, berumur 12 tahun, saya melanjutkan pendidikan ke Pesantren, Pesantren Modern Terpadu Prof. DR. Hamka. Tempat di mana saya menimba ilmu dan melanjutkan pendidikan lebih kurang 6 tahun. InsyaAllah dilain kesempatan saya akan bercerita tentang kehidupan di Pesantren. 

PMT Prof. DR. HAMKA, demikian sering disebut, terlatak cukup jauh dari rumah orang tua saya, sekitar 5-6 jam perjalanan, tepatnya di Desa Pasar Usang, Kec. Batang Anai, Kab. Padang Pariaman, 28 km dari kota Padang ke arah Utara. Dan karena Pesantren, saya tinggal di Asrama. Yaa mungkin itu awal di mana saya tidak lagi tinggal bersama orang tua. Nangis? pastinya nangis, bukan karena cengeng, tapi memang karena psikologi, dan masuk pesantren yang didorong dengan niat untuk membahagiakan orang tua, bukan niat sendiri yang ingin mencari ilmu di negeri orang, betualang atau pun niat buat belajar agama. Tapi yang pasti, saya sangat bersyukur telah menjadi santri di sana.

Tamat SMP PMT Prof. DR. Hamka tahun 2002. Alhamdulillah dengan nilai yang cukup memuaskan dan bisa masuk sekolah-sekolah favorit di kota Padang. Tapi sedikit pun tidak pernah terlintas untuk balik ke kampung halaman dan melanjutkan pendidikan di sana. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya melanjutkan SMA di pesantren yang sama. Syukran lillahita'ala saya sangat cinta pesantren Hamka.

Tidak tahu pantas atau tidak, tahun 2004-2005 saya dapat kesempatan untuk jadi an Exchange Student ke Amerika Serikat, dengan program AFS-YES yang dibayai langsung oleh Pemerintah Amerika Serikat. ALHAMDULILLAH, senang karena bisa ke luar negeri, apalagi Amerika Serikat, dengan Beasiswa penuh, tapi saya lebih bahagia karena bisa bikin bangga kedua orang tua dan keluarga.

Selama di US tepatnya, State Kansas, saya hidup dengan Host Family, Keluarga angkat, yaaah, lagi-lagi saya hidup jauh dari keluarga, tidak asrama, tidak kos, tapi numpang. Alhamdulillah dapat keluarga yang sangat luar bisa, Thanks Mr. Wayne Wilmer for my ten days stay, bunches of thanks to Moussa Elbayoumy Family, Maggie, and Nora, (I miss u all guys), yang telah menampung dan menjadi keluarga saya selama 11 bulan di US.

Balik dari USA tahun 2005, saya melanjutkan pendidikan di pesantren, again balik ke asrama. Tahun 2006, keterima di IPB, lagi-lagi harus tinggal di Asrama, namun karena tidak betah, saya kabur dari IPB, balik ke Padang, les dan kos. Yaaa..mulai saat itu, status domisili saya berganti menjadi anak kost-an. Hingga sekarang, saya sudah menjadi anak kost-an lebih kurang 4 tahun, hidup di asrama 6 tahun, tinggal sama keluarga angkat 1 tahun, dan 12 tahun bersama orang tua. 

Sebagian dari hidup saya telah berada di luar keluarga besar. Hingga sekarang saya hanya ketemu orang tua ketika masa libur datang, kadang 6 sekali, kadang setahun sekali. Pastinya sangat kangen dengan kehidupan di rumah, bersama keluarga, dengan kehangatan kasih sayang orang tua. Namun saya masih beruntung, Alhamdulillah, masih memiliki keluarga yang utuh dan selalu ada buat saya.

Akan tetapi, yang saya kangenin bukan kembali ke rumah orang tua dan tinggal bersama mereka. Tapi membawa orang tua saya tinggal bersama saya, di rumah yang saya bangun dengan usaha saya sendiri. Aaahh..sungguh indah kalau itu terjadi, don't u think fellas??, orang tua saya pasti akan sangat bahagia. Yaaa..mungkin akan menjadi salah satu perkara yang paling membahagiakan dalam hidup saya. 
Semoga Allah swt berkenan mengabulkan..Amin
Mimpi terbesar saya adalah bre Haji bersama Ayah, Mama, Kakak, dan Adik.
Semoga Allah memberikan jalan yang diridhoi...Amiin...

Ngarep boleehh

Spelintir Curhat
Ini sebenarnya cuma harapan dan doa, semoga Allah berkenan mengabulkan, Amin.
Walaupun tidak terniat buat segera menikah, masih ingusan, pengangguran, dan blum punya penghasilan, tapi mungkin bisa menjadi motivasi untuk segara melangsungkan.
euumm..sedikit malu untuk membicarakan hal ini, tapi ga papa lah, itung-itung perkataan sebagian dari doa.
Oke, ini berbicara mengenai kriteria calon istri idaman, idaman saya tentunya.lol.
ga muluk-muluk sih;

1. Sholehah
Pastinya setiap suami menginginkan istri yang sholehah toh? Beriman dan Bertaqwa kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Istri yang selalu berjalan di Agama Allah, yang selalu menjaga diri, sikap dan hati. Istri yang selalu berjalan sesuai dengan agama menjadi pendamping bagi suaminya. Taat agama, dengan selalu menjalankan ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Tidak lupa selalu membaca dan mengamalkan kalimat-kalimat alqur'an. Selalu menutup diri dan aurat dengan pakaian-pakaian yang benar menurut agama. Istri yang selalu menjaga diri untuk suami dan bisa menjadi imam pengganti bagi anak-anak nya ketika suaminya tidak di rumah.

2. Sederhana
Kenapa sederhana? Biar tidak buta dengan kehidupan dunia. Tidak gila harta dan senantiasa mensyukuri apa yang dititipkan Allah swt kepadanya. Mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Tapi bukan berarti hanya pasrah. Tidak riya dalam bersikap. Yaah, saya sangat mengharapkannya, pandangan lain, siap untuk hidup dengan segala keterbatasan, baik fisik maupun materi. Dan dapat berinteraksi dengan segala bentuk kalangan masyarakat. Menjadi intan di tengah lumpur dan permata di padang pasir.

3. Pintar
Kenapa harus pinter? pada dasarnya manajer rumah tangga adalah ibu. Dan seorang manajer tentunya harus pinter dan baik dalam memanaje anggotanya, tindakan, sikap, agama dan pengetahuan, hingga manajemen materi. So, istri yang pinter saya anggap yang capable dalam manajamen semua aspek tersebut. Selain itu istri yang pinter juga pastinya bisa memberikan solusi yang baik bagi setiap permasalahan yang dihadapi suaminya. Sehingga setiap masalah rumah tangga dapat diselesaikan dengan musyawarah dan bijaksana.

4. Enak dilihat
Wew, ga boleh munafik, penampilan fisik juga menjadi salah satu pertimbangan saya. Ga mesti cantik, ato manis, karena itu semua sangat subjektif. "Enak dilihat" bisa berasal dari inner beautynya yang didukung dengan penampilan fisik. Well, karena bagi saya, fisik juga bisa menjadi penenang, yaa mungkin candu. Analoginya, ketika kita melihat ikan yang berenang di akuarium dengan keindahan corak dan warnanya, pasti akan memberikan ketenangan tersendiri bagi diri kita. Yaa mungkin begitu, klo dijabarin detailnya takutnya menimbulkan salah paham, karena saya juga tidak bisa menuliskan kata-kata hiasan yang indah seperti pujangga apalagi Al-qur'an.

Segelintir harapan dan doa buat masa depan, semoga Allah swt mengabulkan, Amin.
Namun apa pun yang saya terima, semuanya pasti yang terbaik dari Allah swt.

ps: temen-temen yang bejat dan kurang bijaksana.wkwkwk.., ini bukan joke yah, jadi tolong diambil peljarannya aja...hidup kita berjalan.

Sukajaya we love

Banyak kenangan unik, pahit, indah yang terjadi selama masa KKN di desa Sukajaya. Waktu satu bulan juga berjalan dengan sangat cepat. Yang tertinggal hanyalah kenangan, ilmu, dan persaudaraan. Walaupun sekarang kita tidak lagi bersama, namun apa yang telah kita lalui sekiranya akan menjadi kenangan di masa depan. Manyu, Boya, Dian, Ajeng, Windy, Wenny, Bulbul, Uma, Ovien, Sherly, Pak Dul, Fahmi, Danu, Aki, Nicky, dan Jana, telah menemani saya mengisi hari-hari yang penuh dengan suka dan duka di desa Sukajaya.

Banyak sebenarnya yang mw diceritakan, tapi gak tau harus di mulai dari mana. Mungkin ada baiknya sedikit di mulai dari awal. Kita memang dipertemukan secara acak, tidak sengaja dipertemukan di sukajaya, tapi klo dipikir-pikir...kita sehati loh, pada milih sukajaya (lebaaaaayy loh...eumm), buat kalian yang terdampar, we were mean to be together.

Emang ga gampang kerjasama dengan orang yang belum kita kenal, ga tau sifat, karakter, atau pun etos kerjanya. Ga gampang juga untuk hidup bersama dengan orang-orang yang sama sekali alien bagi kita. Tapi ketakutan dan kesulitan itu terbukti hanya mitos bagi kita. Semua telah berjalan dan berakhir dengan indah.

Di sukajaya, kita telah belajar bagaimana hidup sederhana. Memahami bagaimana kehidupan sosial bermasyarakat, terutama di desa. Memang sangat berbeda sekali pola interaksi antara kehidupan di desa dan di kota. Bagi teman-teman yang dibesarkan di kota, mungkin juga bisa belajar mengenai kesederhanaan hidup. Yaa, walaupun masih banyak yang dolbon dan empang sebagai tempat pembuangan terakhir, negatif dalam ilmu kesahatan, tapi mungkin bisa dikatakan itu sebagai bentuk kesederhanaan. Tapi saya yang berasal dari desa juga menemukan banyak hal yang berbeda di Sukajaya. Kekerabatan yang sangat kuat, pengajian mingguan atau pun bulanan, karang taruna, gotong royong, semua masih kental dan kentara.

Hai, masyarakat Sukajaya sangat cinta tanah air ini. Mungkin boleh protes dengan pembangunan infrastruktur dan ekonomi negara ini yang tidak pernah terdistribusikan secara merata. Dan masyarakat Sukajaya mungkin bisa dikatakan salah satu masyarakat yang masih kurang diperhatikan oleh pembangunan negara, tapi mereka semua sangat menghargai negara ini. Saya sangat terharu melihat para pemuda dan masyarakat memeriahkan peringatan 17 agustus-an, mulai dari rapat panitia, persiapan seluruh kelengkapan pertandingan, hingga pelaksanaan pertandingan. Para pemuda yang dengan semangat dan penuh sportivitas bertanding sepak bola walaupun dengan lapangan yang agak sedikit becek, ibuk-ibuk yang dengan suka riang berlari dan memukul bola kasti, bapak-bapak yang dengan senyum mengayunkan raketnya dalam pertandingan bulu tangkis, semua itu dilakukan dalam memeriahkan ulang tahun negara kita ini.

Masyarakat Sukajaya sangat baik yah, sangat welcome dengan keberadaan kita di sana. Sangat semangat memperkenalkan apa yang mereka miliki di sana. Kayu alba, lahang, CIMPLUNG, Kelapa muda, aah semuanya sungguh ilmu yang sangat luar biasa. Tidak hanya kita yang harus mendekatkan diri kepada mereka, mereka juga dengan gampang mendekatkan diri kepada kita, ngajakin kita buat berkunjung ke rumah mereka, akibatnya kita lebih mudah beradaptasi dengan mereka, dan kita juga meresa seperti punya rumah baru yang sangat berbeda dengan apa yang telah diberikan oleh keluarga kita. Yaa guys, ini mungkin jadi salah satu warna terindah dalam hidup kita. Nuhun pisan Sukajaya.

Jangan salah yah, walaupun secara geografis terletak agak ke dalam, tidak di jalan lintas utama, tapi Sukajaya punya akses yang sangat dekat dengan daerah-daerah pariwisata pantai selatan. About 45 minutes drive to pangandaran beach, 20 minutes drive to  Batu Karas Beach, 35 minutes to Batu Hiu, and you can take  a walk green canyon. Luar biasa bukan? KKN kita seperti liburan, dengan motto yang di gagas mang Jana PROGRAM JANGAN SAMPAI MENGGANGGU LIBURAN, (red: mang jana thanks for the motto). Tapi justru letak geografis Sukajaya memberikan cerita tersendiri bagi kita. Kenangan unik ketika kita harus nebeng mobil pick up atau pun truk kalau berpergian agak jauh. Berasa jadi si bolang bukan? Ahh sangat indah yah kejadian itu. Gimana rasanya jalan kaki 5 kg ke rumah pak kades? Yang jalan kaki  pulang dari mal (a.k.a alfamart) karena ga dapet omprengan? (i can't any longer hold this smile on my face, it was so beatiful to remember).

Kehidupan beragama Desa Sukajaya, yaaa..salah satu kenangan yang mungkin sangat membekas, mungkin waktu kita Yasinan di Pesantren. Bapak-bapak yang baca yasin nya kayak pembalap, hingga kita selalu tertinggal hingga 30 ayat ketika mereka telah menutup lembaran yasinnya. Setiap pengajian, yasinan dan tahlilan selalu diberi makanan, walaupun masih ada kontroversi tentang pemberian makanan di tempat yasinan, tapi itu bisa menjadi pelajaran sosial kekeluargaan yang sangat baik bagi kita. Benar tidak?? (pake aksen boya). Pengalaman pertama jumatan di Sukajaya, yang ternyata ada ceramah sebelum khotbah, tapi kita cuma planga-plongo, dan mikir klo khotbahnya udah mulai. Alhasil, jumat-jumat berikutnya kita selalu datang telat, agar tidak diceramahin dua kali oleh khotibnya.

Kalian yang suka mandi bareng, terutama anak-anak cewe, hayooo...ngapain kalian di kamar mandi? (euumm..evil laugh). Yaa, mungkin itu ga akan pernah terjadi lagi, lagi-lagi desa Sukajaya memberikan kenangan unik bukan? Buat kita yang di rumah cowok, cukuplah dengan teriakan; "NICKY, Cepetaaaaannn.nn!!!", Nicky dengan wajah polos nunjukin pee nya yang sudah dikemas ke botol aqua...wueekk.

Anak-anak desa sukajaya (terinspirasi karena barusan baca statusnya si uma @Anindya Sukma kangenn anak" kecil d desa .. ;)) , saya emang ga terlalu inget nama mereka sopi, salma, yopi, asep, tya, wawan dan anak-anak SD 3 yang suka dateng ke rumah buat belajar bersama kakak-kakaknya. Pasti anak-anak cewe pada kengen kan? Ngajarin mereka membaca, bahasa inggris, matika. Miracle bukan bisa melihat senyum mereka ketika beljar bersama kalian? Walaupun tidak banyak membantu, tapi kalian sudah berjuang mencerdaskan anak bangsa ini, sangat mulia teman-teman (mata berkaca).

nanti saya sambung lagi ya temen-temen...terlalu panjang, pasti kalian bosan baca tulisan saya. memang tidak berbakat nulis soal le...harap maklum, cuma manusia yang amat sangat extremely biasa.

bunches of love for u guys, Sukajaya lovers...